Delusi Calon Penyair
Andai aku penyair
segala kenang mungkin musnah
ditimbun berlaksa puisi
Segala luka, hingga menjadi
sejadi-jadi dalam tiap saji
Apa kau tahu hal yang tapi?
Ia—penyair itu berusaha
merawat kenang segenap terang
dari luka keramat
teramat gelap
dan dalam
Agar kesumat puisi tersemat
Hidup dalam khidmat
tanpa pangku tangan
kelancunganÂ
Hahaha
Ini hanyalahÂ
sebuah sebab
dari andai-andai
yang belum rampung
mengeja jikalau
pada makna akibat.
Harap calon penyair
yang ingin bebas dari
sekian genang kenanganÂ
Namun tak rela menepi
dari semadi sunyaruri
Meski puisiÂ
rela melepas
kematiannya
sendiri
Tersebab imaji terkulai lemas
dalam cemas naas
yang lembekÂ
Tetapi tetap bersitegap
dari lemahnya kenang.
Ia anggap kenangan
adalah pemangku kokoh
Sesudi pondasi
mereplika adonan coran
lekas mengeras
selepas dikeringkan bayang masa silam.
Dan aku adalah kau
yang telah mati
Sejak kemarin
dikubur rindu
di halaman rumahmu.
Payudan Dundang, 2023
Tulisan ini pernah tayang di buletin Ushuliyyah edisi 29 dalam rubrik Puisi.