Pembaca yang budiman. Kalian pasti sudah tak asing lagi dengan istilah “mahasiswa kekinian.” Dunia kita semakin dipenuhi dengan tren-tren baru, mulai dari fashion, makanan, hingga aktivitas sehari-hari. Namun, sayangnya, dalam gelombang tren ini, terkadang kita melupakan esensi sejati menjadi seorang mahasiswa.
Melalui tulisan ini, mari kita amati dengan seksama perubahan-perubahan yang terjadi di antara mahasiswa kekinian. Tentu saja penulis mengimani kalo kita tak dapat mengelak dari kenyataan zaman yang terus berubah, dan mahasiswa seakan dituntut untuk menyesuaikannya. Namun, di tengah-tengah semua kekinian ini, saya merasa ada sesuatu yang mulai terkikis dari diri seorang mahasiswa.
Perlu kita ketahui bahwa mahasiswa itu identik dengan semangat ilmiah yang membara. Mereka adalah para pencari ilmu, pejuang pengetahuan, dan agen perubahan. Mereka pergi ke kampus dengan semangat belajar yang tak terbendung, merayakan proses pembelajaran sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Katanya.
Namun, tampaknya semangat tersebut semakin redup dalam gaya hidup kekinian. Saya s ih, tak bermaksud menyalahkan gaya hidup kekinian, tetapi perhatian yang terlalu besar pada hal-hal yang bersifat sementara dan sekadar untuk eksistensi sosial terkadang mengalihkan fokus dari hal yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Sudah menjadi pemandangan biasa melihat mahasiswa yang lebih serius dalam mencari tempat-tempat Mereka adalah para pencari ilmu, pejuang pengetahuan, dan agen perubahan. Mereka pergi ke kampus dengan semangat belajar yang tak terbendung, merayakan proses pembelajaran sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Katanya. kekinian untuk berswafoto daripada melibatkan diri dalam diskusi intelektual di kampus. Tak hanya itu, hal yang begitu dekat dengan mahasiswa seperti kosan dan tempat ngopi pun seakan harus ngikut trend juga.
Kosan, yang seharusnya menjadi tempat tinggal yang sederhana, nyaman, dan mendukung proses belajar, telah berubah menjadi ruang yang semakin dipenuhi dengan barang-barang mewah dan tak relevan bagi mahasiswa. Perabotan canggih, hiburan berlebihan, dan gawai terbaru telah mengambil alih kosan yang seharusnya menjadi tempat berkumpulnya ide-ide kreatif dan produktif.
Di lain sisi, kafe shop, tempat paling bersejarah dalam kehidupan mahasiswa, saat ini malah hanya dijadikan ajang untuk menunjukkan gaya hidup yang “trendy” tanpa memperhatikan nilai-nilai yang seharusnya dipegang oleh seorang mahasiswa. Menghabiskan waktu berjam-jam di kafe hanya untuk berswafoto dan memamerkan hidup yang glamor di media sosial.
Ya, saya hanya ingin menyam- paikan peran kita (baca: mahasiswa) seharusnya lebih dari sekadar menjadi konsumen tren dan gaya hidup. Kita harus kembali menghi- dupkan semangat belajar, berbagi pengetahuan, dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Jadi, mari kita mengambil momen ini untuk merefleksikan gaya hidup kita sebagai mahasiswa kekinian. Marilah kita kembali ke esensi sejati menjadi seorang mahasiswa, semangat ilmiah yang membara, hasrat ingin tahu yang tak terbatas, dan darah muda yang selalu menjadi penggerak revolusioner demi kesejahteraan sosial. Jadikanlah kampus sebagai tempat berdiskusi yang bermakna, tempat bertukar pikiran, dan membangun jaringan sosial yang kuat. Ingat, bukan dijadikan tempat nyari pacar, apalagi seks bebas!.
Tulisan ini pernah tayang di buletin Ushuliyyah edisi 31 dalam rubrik Editorial.