Tubuh ini seakan digenggam layu
Sinar semangat perlahan meredup
Bangkit berulang kali terus saja sia-sia
Hanya memutar siklus yang memuakkan
Diri nan ceria dahulu kini murung
Dingin terus saja menjalar
Kuselimuti tubuh dengang kain sarung
Gelapnya biru dikain sarung
Mewakili gelapnya tekatku yang melemah
Dingin, hampa, kosong, sia-sia sudah
Padahal aku menulis ini disiang hari
Di atas balkon lantai dua
Ditemani Hangatnya sinar terik
Dan angin yang sesekali membelai lembut
Meski begitu seakan dunia berpilih kasih
Dan dibiarkannya aku kedinginan
Sedang yang lain mendapat curahan kehangatnya
Asal kalian tahu, semangatku sedang redup
Mungkin sudah saatnya aku membutuhkan ruang
Ruang hening untuk membenahi diri
Yang terpuruk sebab kebodohan tahun silam