Akhir-akhir ini sebuah kabar baik datang dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) bagi para guru di Indonesia,yakni ,mengenai kenaikan gaji para tenaga pengajar. Namun, ini masih terbilang mengawang-ngawang, sebab kabarnya kenaikan gaji guru masih menjadi wacana, dan akan ditetapkan pada awal tahun 2025.
Mendikdasmen juga menegaskan bahwa kenaikan gaji ini pun hanya berdasarkan guru yang telah disertifikasi dan saat ini hanya ada sekitar enam ribu guru yang telah mendapat sertifikasi. Di samping itu, dengan naiknya gaji guru di Indonesia, apakah Indonesia emas tahun 2045 juga akan terwujud? mari kita bahas dari perspektif psikologi dan sejarah.
Jika kita membahas Indonesia emas tahun 2045, maka akan terlintas dalam pikiran kita sebuah peradaban yang cemerlang, dan peradaban Indonesia akan tumbuh membaik, Pada tahun 2045 masih sangat sulit untuk mengatakan Indonesia akan mencapai era keemasannya. Akan tetapi, tidak sedikit pula rakyat Indonesia yang juga menggaung-gaungkan dan memimpikan tercapainya era emas tersebut.
Jika kita cermati kalimat Indonesia Emas, Ia hanyalah sebatas ungkapan optimisme untuk bangsa ini. Namun tidak salah jika kita punya optimisme semacam itu. yang perlu disorot adalah, bagaimana cita-cita mengenai Indonesia emas akan terwujud. Jika kita tarik persoalan ini ke belakang untuk melihat sejarah, maka akan terlintas dalam benak kita era keemasan Islam.
Abad ke-7 sampai abad ke-15 disebut sebagai era keemasan bagi umat Islam karena perkembangan peradaban Islam yang sangat pesat hingga hampir memengaruhi seluruh dunia. pertanyaannya, bagaimanakah era keemasan Islam ini dapat terjadi? banyak sudut pandang yang berbeda, namun yang pasti di era keemasan Islam, tercatat bahwa banyak para pelajar atau ilmuan yang membawa dan menguasai ilmu-ilmu multidisipliner, mulai dari sains, teknologi, ekonomi, filsafat, kedokteran dan lain sebagainya.
Peradaban ini puncaknya berada dimasa daulah Abbasiyah yang pada waktu itu menjunjung tinggi keilmuan dan intelektual. Saat itu Raja-raja peduli terhadap perkembangan ilmuan, seperti membangun sekolah-sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan tidak lupa mengakomodasi para pengajar/pendidik agar dapat maksimal dalam melaksanakan kerja-kerjanya.
Di antaranya pendirian Baitul Hikmah sebagai lembaga penerjemahan karya-karya dari bahasa ‘ajami (non-Arab) seperti buku karya aristoteles berjudul Organon yang membahas logika. Dalam bahasa arab, ilmu logika yang disarikan dari karya Aristoteles ini kita kenal saat ini sebagai ilmu Mantiq. Hasilnya, muncul banyak teori logika yang dilahirkan oleh ulama Islam seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi dan sampai sekarang masih dipelajari dan dikembangka.
Dalam peradaban tersebut, kurikulum dan para pengajar sangat berpengaruh dalam perkembangan intelektual. Artinya, pada masa itu kurikulum dan peran para pengajar berkembang dengan sangat signifikan karena mendapat perhatian oleh kerajaan. Jika kita melihat kembali Indonesia, peran pendidikan dalam mewujudkan Indonesia emas harus terus kita persoalkan.
Jika memang penaikan gaji guru akan terealisasi, itu merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkannya, namun perlu diertimbangkan kembali mengenai kurikulum yang kabarnya masih belum transparan mengenai perubahannya. Apakah kurikulum merdeka masih terus digunakan atau malah ada kebijakan/perubahan oleh Mendikdasmen yang baru.
Kita perlu memerhatikan pula bagaimana nasib siswa yang sudah terlanjur menjalani kurikulum merdeka belajar. Ini kiranya menjadi PR bagi Mendikdasmen di samping melihat kondisi kesejahteraan guru.
Dengan kata lain, di samping melihat kesejahteraan guru, kesejahteraan siswa juga harus menjadi fokus utama Mendikdasmen dalam rangka mewujudkan Indonesia emas 2045. Jika kurikulum tidak berkualitas dan sering mengalami perubahan, maka apa yang dapat diharapkan dari siswa sebagai generasi penerus Indonesia.
Hal tersebut harus menjadi pertimbangan di pemerintahan kita, bahwa dengan bergantinya Menteri bukan berarti kurikulum ikut berubah. Namun evaluasi menjadi sangat penting supaya kurikulum diterapkan dengan baik sehingga mencetak generasi yang berkualitas, daripada harus merubah total kurikulum tersebut.
Maka dari itu, uraian di atas dapat kita pahami bahwa Indonesia emas 2045 akan terwujud melalui perbaikan kualitas Pendidikan. Pendidkan menjadi kunci dari terwujudnya peradaban, jika mengacu pada era peradaban Islam. Di samping pendidikan, sistem politik juga mempunyai pengaruh besar untuk berjalannya sistem pendidikan yang baik dan berkualitas, seperti sistem politik pada masa daulah Abbasyiah yang memprioritaskan intelektual.
Jika kita lihat dari sikap pemerintah sekarang, mereka mulai peduli terhadap kesejahteraan guru di Indonesia. Namun, apa pun itu, kita berharap agar hal tersebut dapat terealisasi. Yakni, dengan menyejahterahkan guru dan memperbaiki kurikulum pendidikan. Sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat dicapai dan tak hanya menjadi wacana semu belaka.