29 C
Yogyakarta
Sunday, June 1, 2025
spot_img

Mengugat pengurus! kumpulan esai untuk komisariat dari hasil workshop tanggal 11 Mei 2025 Part : 2

Di SK ada namanya, tapi wujudnya kok?

Oleh : Azzam dari suku Koreni

 

HMI merupakan organisasi yang telah lama berdiri ada ribuan bahkan jutaan orang menjunjung tinggi nama itu, ada juga orang yang berlindung dengan nama itu ada juga yang lain yang menggunakan nama itu untuk kepentingan pribadi nya. komisariat merupakan wadah penting untuk pengembangan diri, peningkatan keterampilan, dan pembentukan karakter kader. Pengurus komisariat memegang peran sentral dalam menjalankan roda organisasi, mulai dari perencanaan kegiatan hingga pelaksanaan program kerja.

Tapi, kadang kala ditemukan fenomena di mana pengurus komisariat yang secara formal telah tercantum dalam SK justru memberikan kontribusi yang sangat minim bahkan kader sekalipun tidak mengenali wajah meraka. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena dapat menghambat perkembangan komisariat dan menurunkan semangat kader lainnya. Sekurang-kurangnya penulis pribadi menemukan tiga sisi negatif dalam diri pengurus :

Pertama, minimnya kontribusi pengurus komisariat sering kali disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan tanggung jawab terhadap amanah yang di emban. Pengurus yang tidak memahami pentingnya peran mereka cenderung mengabaikan tugas dan kewajiban yang harus dijalankan. Akibatnya, program kerja yang telah dirancang tidak berjalan dengan optimal, bahkan beberapa kegiatan terpaksa dibatalkan atau ditunda. Hal ini tentu membawa kerugian kolektif internal komisariat dan menimbulkan rasa diabaikan di kalangan kader.

Kedua, faktor lain yang mempengaruhi kontribusi minim pengurus komisariat adalah kurangnya motivasi dan komitmen. Pengurus yang hanya ingin mendapatkan status atau gelar tanpa niat sungguh-sungguh untuk berkontribusi akan sulit memberikan hasil yang maksimal. Motivasi yang rendah ini juga dapat dipicu oleh kurangnya dukungan dari pihak lain, seperti senior atau kader, sehingga mereka merasa tidak dihargai atau tidak didukung dalam menjalankan tugasnya.

Ketiga, permasalahan komunikasi dan koordinasi yang buruk juga menjadi penyebab kontribusi pengurus menjadi minim. Pengurus yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik atau tidak melakukan koordinasi secara rutin akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih tugas, kebingungan dalam pelaksanaan program, dan akhirnya menurunkan efektivitas kerja organisasi.

Secara keseluruhan, pengurus komisariat yang memberikan kontribusi minim merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi demi kemajuan komisariat. Kesadaran, motivasi, komunikasi, dan manajemen waktu merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap pengurus agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, peran senior dan kader lain juga sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan dan evaluasi yang konstruktif. Dengan demikian, HMI dapat berkembang secara optimal dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh kadernya.

 

Yang sering dilupakan Kanda Yunda

Oleh : Jannah, dari suku Mewing

Menjadi pengurus adalah kesempatan emas yang tidak semua orang miliki. Ini bukan hanya soal jabatan struktural, melainkan ruang pembelajaran untuk mengembangkan potensi diri sekaligus berkontribusi dalam membangun organisasi. Dalam dinamika pengurusan, seseorang akan diuji, ditempa, dan dibentuk menjadi pribadi yang lebih matang secara intelektual, spiritual, dan sosial.

Dalam konteks ini, menurut saya pengurus harus memiliki dua tanggung jawab utama: MENGEMBANGKAN DIRI SENDIRI DAN ORGANISASI. Yang mana Keduanya berjalan beriringan dan saling menguatkan.

  1. Pengembangan Diri Melalui proses pengurusan, kader HMI belajar:

Leadership dan komunikasi efektif, baik secara personal maupun dalam forum resmi.

Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, karena tantangan di organisasi seringkali kompleks dan menuntut solusi cepat dan tepat.

  1. Pengembangan Organisasi Sementara itu, pengurus juga memegang peran dalam:
  2. Menjaga keberlanjutan kaderisasi, agar HMI tetap hidup secara ideologis dan struktural.
  3. Memantau semua kader baik yang aktif maupun tidak.
  4. Membangun kenyamanan bagi semua anggota.

Seperti yang sama-sama kita ketahui Pengembangan organisasi tidak akan berhasil jika pengurusnya tidak berkembang. Maka, proses ini sejatinya adalah simbiosis: ketika individu tumbuh, organisasi pun turut maju.

Menjadi pengurus HMI adalah perjalanan penuh tantangan sekaligus peluang. Di dalamnya ada ruang untuk belajar, berbuat, dan bertumbuh. Maka jangan sia-siakan masa kepengurusan hanya untuk rutinitas kosong. Jadikan peran ini sebagai momentum untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi terbaik bagi HMI. Karena kelak, dunia luar akan menilai kita bukan dari apa yang kita jabat, tetapi dari nilai dan karya yang kita hasilkan.

 

 

Catatan buat Kanda Yunda

Oleh : Anis Sopia dari suku Jamaika

Pengurus pada suatu organisasi harusnya selayaknya berperilaku seperti pengurus itu sendiri. Kadang kala, pengurus diartikan sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuan. Namun, bagaimana jika pengurus itu sendiri tidak terlibat dalam program-program kerja yang telah dibuat. Apakah ini ada hubungannya dengan jam molor titik mulainya program kerja seperti diskusi atau lainnya. Mungkinkah ada problem internal diantara mereka.

Pengurus organisasi memiliki peran penting dalam sebuah organisasi itu sendiri. Namun, kadang pengurus juga bisa menghambat jalannya sebuah organisasi. Pengurus yang tidak jelas, yang jarang pernah aktif, dan sebagainya menjadi pertanyaan pada diri anggota organisasi. Bahkan, sampai anggota organisasi yang aktif pun tidak tahu wajah beberapa pengurus dan hanya tahu namanya saja, itupun kalo ada yang menyebutnya. Bagaimana mau mencapai tujuan jika suatu kepengurusan tersebut tidak bergerak. Dalam hal ini, suatu kepengurusan menjadi perhatian khusus sebelum mengurusi kader atau anggota.

Problem pengurus harus ditangani terlebih dahulu sebelum fokus pada kader-kadernya. Selama ini mungkin mereka fokus pada kader-kadernya dan lupa dengan permasalahan kepengurusan itu sendiri.

Related Articles

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru