Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat di era Revolusi Industri 4.0. Dan kini kita telah memasuki Era Society 5.0. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perkembangan luar biasa di bidang teknologi internet. Dan era society 5.0 yang kita rasakan saat ini dimaknai dengan tingginya persaingan di berbagai sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan Masyarakat. Sehingga masa kini masyarakat dituntut untuk menguasai, memanfaatkan, dan hidup berdampingan dengan teknologi.
Berbicara tentang teknologi di Era Society 5.0 ini, kita tentunya sudah tidak asing dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. AI dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan. Sedangkan pengertian AI itu sendiri ialah teknologi yang di rancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. AI memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan cepat dan efisien.
Chatbot adalah program komputer yang berfungsi untuk menirukan percakapan layaknya manusia, melalui perintah suara, teks, atau keduanya. Chatbot sendiri adalah kependekan dari chatterbot yang merupakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Dalam dunia pendidikan, chatbot AI dapat digunakan untuk membantu pelajar mengakses informasi dan menjawab pertanyaan mereka. Salah satu yang sedang populer dan marak digunakan adalah ChatGPT.
ChatGPT adalah sebuah chatbot AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.
Sistem chatbot berbasis AI ini sangat bermanfaat karena dapat menjadi terobosan teknologi pengolahan bahasa yang mampu menganalisis dan menyempurnakan tulisan. Fitur utama dari ChatGPT adalah mampu dalam menghasilkan teks analitis yang dapat membantu beberapa tugas seperti pembuatan konten tulisan. Kemampuannya dalam memahami bahasa yang rumit dapat memberikan kesan yang menarik bagi penggunanya.
Keberadaan ChatGPT telah memberikan gambaran masa depan terkait dengan praktik pengajaran dan pembelajaran dengan dukungan kecerdasan buatan. Dengan adanya sistem kecerdasan buatan seperti ChatGPT ini, para siswa dan mahasiswa dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan lebih mudah dan dalam waktu yang relatif singkat.
Ini adalah inovasi sekaligus menjadi tantangan tersendiri, karena penggunaan teknologi semacam ini berpotensi melunturkan integritas akademik dan meruntuhkan nalar kritis penggunanya.
Lalu mungkinkah nalar kritis mahasiswa di lingkungan akademik dibajak oleh teknologi kecerdasan buatan?
Ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Kita tentu tidak bisa melawan perkembangan teknologi tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah beradaptasi terhadap setiap jenis perubahan atau perkembangan, tak terkecuali teknologi kecerdasan buatan ini.
Dengan adanya teknologi kecerdasan buatan ChatGPT ini tentunya memberikan keuntungan bagi mahasiswa atau civitas akademika. Namun penggunaan teknologi ini juga memunculkan kekhawatiran, utamanya dalam hal kejujuran, akademik, integritas, dan plagiarisme.
Untuk menghindari adanya permasalahan di masa depan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi ini, diperlukan batasan dan etika yang tepat dalam penggunaan ChatGPT sebagai sumber informasi, dan yang lainnya.
Etika dalam penggunaan chatbot AI menjadi sangat penting karena masalah etika dapat menimbulkan risiko yang sangat riskan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, penting untuk menghadapi tantangan tersebut dengan memprioritaskan pengembangan moralitas dan memastikan bahwa AI digunakan secara etis untuk meningkatkan pendidikan.
Tujuan pendidikan untuk membentuk karakter tidak akan serta merta tercapai dengan hanya mengandalkan pemanfaatan AI saja. Ibarat sebuah pisau, kebermanfaatan AI tergantung dari penggunanya.
Manusia terlebih seorang mahasiswa, seharusnya menggunakan akal pikirannya untuk kehidupan sehari-hari, terlebih dalam memilah mana yang benar dan salah, bukan bergantung pada kecerdasan yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Bagaimana dosen dan mahasiswa beradaptasi dengan chatbot AI?
Kehadiran AI juga dapat menjadi bantuan bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Dengan adanya alat bantu seperti ChatGPT, mahasiswa dapat mendapatkan saran dan petunjuk yang berguna dalam menyelesaikan tugas mereka. Selain itu, mahasiswa jadi bisa lebih cepat dalam menyelesaikan tugasnya.
AI dapat membantu mengurangi beban kerja mahasiswa dan memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap materi yang dipelajari. Namun, ada juga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu risiko ketergantungan terhadap AI. Mahasiswa harus tetap diarahkan untuk mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan analitis yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan.
Dalam menghadapi tantangan ini, dosen perlu mengubah cara mengajar mereka. Mereka perlu memancing mahasiswa untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas yang hasilnya tidak dapat diperoleh dari AI.
Misalnya, dosen dapat memberikan pertanyaan yang membutuhkan kreativitas, pemikiran yang unik, atau pemecahan masalah yang mendalam. Selain itu, dosen perlu memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat untuk mencegah mahasiswa menyalahgunakan AI sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab pribadi dalam belajar.
Dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat, penting bagi dosen di perguruan tinggi untuk selalu memperbarui pengetahuan dan pemahaman mereka tentang AI.
Dalam kesimpulannya, penggunaan teknologi kecerdasan buatan seperti chatbot dapat memberikan manfaat, namun juga perlu diperhatikan etika dan kejujuran dalam penggunaannya. Jangan sampai nalar kritis manusia runtuh karena ketergantungan terhadap kecerdasan yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Bukan perkembangan teknologi yang salah, melainkan kita sebagai manusia yang harus pandai-pandai dalam menggunakannya. Chatbot AI diciptakan untuk membantu manusia dalam pekerjaannya, bukan ditujukan sebagai pengganti manusia.
Naskah ini adalah Naskah Peserta Lomba Esai yang diadakan oleh Lapmi Ushuliyyah pada tahun 2023.