Peran laki-laki dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Banyak yang berasumsi bahwa peran seorang laki-laki di dalam sebuah keluarga bukan hanya menjadi kepala keluarga, melainkan ia juga bertugas untuk mencari nafkah demi memenuhi kelangsungan hidup keluarganya. Banyak yang tidak mengetahui akan peran seorang laki-laki selain menjadi kepala keluarga dan mencari nafkah, juga dapat membantu peran perempuan dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Perempuan tugasnya mengurus kebutuhan rumah dan anak, belum lagi ia harus melayani suami dan kebanyakan perempuan dituntut untuk bisa melakukan hal tersebut dalam satu hari penuh. Melihat hal tersebut merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan dan semua perempuan sudah biasa melakukannya. Akan tetapi, bagi perempuan tugas semacam itu merupakan tugas yang cukup berat. Perempuan juga butuh partner untuk membantu menyelesaikan pekerjaan domestik tersebut.
Tidak semua perempuan hanya bisa menjadi ibu rumah tangga, melainkan juga menjadi perempuan karir. Bukan semena-mena kita bisa menjadi perempuan karir kemudian pekerjaan rumah ditinggal. Pekerjaan rumah tetap dikerjakan hanya saja tidak sepenuhnya. Laki-laki harus mempunyai kepekaan yang tinggi. Jika perempuan sudah mengerjakan salah satu pekerjaan rumah, maka laki-laki harus berinisiatif untuk membantu pekerjaan yang sekiranya bisa dikerjakan. Kebanyakan laki-laki dalam sebuah keluarga mempunyai sifat yang patriarki. Dimana semua pekerjaan rumah dan mengurus anak adalah tugas seorang perempuan, laki-laki hanya berperan mencari nafkah.
Mengenai patriarki, berasal dari bahasa yunani āpatriachā Ā yang berarti bapak atau laki-laki yang berkuasa. Patriarki merupakan sistem sosial yang sering dijumpai sekitar lingkungan kita, terutama lingkungan masyrakat. Menurut perspektif antropologi keluarga, yang menganut sistem ini merupakan pola ilmiah. Dimana kedudukan ataupun kekuasaan dipegang penuh oleh pihak laki-laki dan menganggap perempuan berada di bawah laki-laki. Selain itu, juga merasa perempuan mempunyai kedudukan yang rendah. Hal inilah banyak perempuan-perempuan yang ada di indonesia, mengalami penindasan karena mereka merasa bahwa diri mereka tidak diberi ruang dalam melakukan hal apapun.
Sistem patriarki ini sudah terjadi turun-temurun sejak tahun ketahun antar generasi. Karena adanya tradisi budaya yang sudah sangat melekat dikalangan masyarakat, hal ini menjadikan laki-laki sangat mendominasi pada sistem patriarki yang ada. Bahkan ada slogan jawa yang mengatakan ākodratnya perempuan itu manak, masak, macak (melahirkan, memasak, berdandan atau berhias). Slogan tersebut seolah-olah perempuan harus berdiam diri dirumah menyelesaikan pekerjaan rumah. Kemudian mengurus anak, belum lagi ia harus menyiapkan makan malam ketika suaminya pulang kerja dan merasa bahwa laki-laki adalah pahlawan yang boleh keluar rumah serta merta melakukan apapun yang ia mau.
Pertengkaran didalam keluarga terjadi karena elemen-elemen yang ada dikeluarga saling mengadu nasib yang mereka alami. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya bahwa pekerjaan istrinya sangat mudah dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang suami. Setelah mendengar hal tersebut, tidak terima dikatakan seperti itu dan menyuruh suaminya untuk melakukan pekerjaan domestik rumah selama sehari penuh. Terkadang ia diperintah untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah saja mengeluh, bagaimana dengan seorang istri yang selalu melakukannya setiap hari. āITUKAN MEMANG TUGASNYA SEORANG PEREMPUANā. Kalimat itu yang sering keluar dari mulut laki-laki.
Meskipun demikian, para perempuan di indonesia bisa membuktikan kepada pasangannya bahwa mereka juga bisa berdiri dengan kakinya sendiri, karena ia tidak ingin selalu bergantung kepada pasangannya. Selagi perempuan masih dapat melakukannya sendiri ia akan menyelesaikannya. Saat ini, Indonesia masih menganut sistem patriarki, masih banyak masyarakat yang menganut budayaĀ patriarki tersebut. Sistem patriarki seolah telah mendarah daging, sehingga budaya ini sangat susah untuk dihilangkan.
Karena bagaimanapun juga kedudukan perempuaan akan tetap dibawah laki-laki. Karena masyarakat saat ini sangat berpegang teguh bahwa laki-laki mempunyai kedudukan tinggi didalam keluarganya. Cara untuk menghilangkan budaya patriarki yang ada di indonesia yaitu dimulai dari lingkungan terdekat lebih dahulu. Jika budaya ini dihilangkan, maka akan berdampak baik terhadap anak keturunan kita
Meskipun dikalangan masyarakat masih banyak yang menganut budaya patriarki, namun tidak semua keluarga menganutnya. Artis-artis yang kita anggap familiar, terdapat beberapa yang keluarganya tidak menganut budaya patriarki. Seperti keluarga dari almarhum Dally Wasink atau di kenal dengan sebutan papa Dali.
Banyak yang terinspirasi dari kisah keluarga papa Dali, karena ia sendiri adalah sosok laki-laki yang diinginkan oleh semua perempuan. Sikapnya yang selalu membantu mengurus anak. Ia tidak pernah memasrahkan semuanya kepada istrinya. Sejak sang istri telah melahirkan anak pertamanya, papa Dali turut membantu istrinya dalam mengurus anak. Semua ia lakukan mulai dari memandikan, menidurkan anak bahkan ia juga belajar memasak makanan untuk anaknya, meskipun ia baru menjadi seorang ayah, namun papa Dali ingin istrinya tidak kelelahan.
Bahkan saat ia dan keluarganya sedang berpergian papa Dali lah yang mengatur semuanya. Mulai dari membawakan barang-barang istrinya dan keperluan putrinya. Bahkan saat putrinya sedang rewel, ia yang menenangkan dan yang menggendongnya. Ketika istrinya ingin menggendong putrinya ia selalu menolak, lalu memerintahkan istrinya berjalan didepan.
DAFTAR PUSTAKA
(Pergeseran Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam, 2014)
(Patriarki di Indonesia : Budaya yang Tak Kunjung Lekang, 2022)
(Belenggu Patriarki pada Peran Laki-Laki Bangsawan Jawa dalam Film Kartini, 2019)