Terima Kasih
Tiap detik memiliki samudera yang terkayuh
Saban harinya memapah hingga menggores
langkah, rotasi, hingga sandang
Semakin berkurang
segala yang hadir, segala yang tak ada
segala yang negatif, segala kering dan layu
segalanya dalam kaca, semuanya menduduki
di kepala, mata, jiwa
sampai dua puluh lima
Terima kasih untuk Tuhan
titipan ini menjadi ruang syukur tiada henti
Terima kasih.
Pekalongan, 15 Oktober 2022
Perpisahan
memoriam our father
Tiada lagi sayap memeluk tanpa batas
ketulusan itu serupa tangan-tangan
penuh kehampaan
Tiada lagi tiang menyusun kebal
di tengah peristiwa dan luka-luka
penerusnya serupa kelabu
Tiada lagi riuh di telinga
Tiada lagi serabut menyelimuti
setelah ketiadaan menebar
setelah tangannya memeluk dan menyapa kembali
Kembali dengan Rahman Rahim-Nya;
dalam doa-doa para padi menguning
meniti hujan yang belum terhenti
Sukabumi, 15 November 2022
Tiada
Tiada yang terlepas dalam dunia ini, sejak cerahnya hari
hingga doa-doa puitis didengungkan bersahutan. Tiada
yang diadakan apalagi dikreasi dalam rangkaian kata dan
makna, semoga tiada ini adalah keabadian.
Tiada adalah pengetahuan, bagian dari kerikil-kerikil
terlepas dalam genggaman. Semuanya hanyalah sekadar
mampir, sedikit melipir bahkan tak sampai mengolah tabir.
Tiada itu adalah kebebasan, yang tak semegah tonggak
juang ataupun deru nafas panjang menyingkatkan waktu.
Kebebasan itu tiada, jikalau semuanya terangkum
dalam kasih-Nya.
Poznan, 12 Desember 2020
Sepi
Kita dan Takdir Ambiguitas
Izinkan aku berbicara tentang seni
Di dalamnya kegembiraan bersama
Kegembiraan yang kita iringi dengan melodi dan gerakan
ritmis tarian yang kita ciptakan sendiri
Seni ini kunamakan Sepi
Telah kita lewati delapan penjuru mata angin
Mempertaruhkan kemungkinan-kemungkinan lalu,
Terperosok dalam terjalnya pemaknaan
Semuanya hambar terasa
Mulai dari belantara mitos athena
Sampai pada biji-biji yang berserakan
di antara safana ketika
Burung-burung kembali pada sarang pertapaannya
Kemana lagi kita harus mencari?
Sedang pertanyaan ini, semakin menjadi-jadi
Beribu-ribu kemungkinan telah kita gali
Dalam bising kata-kata
Sampai serakan-serakan akar tradisi
Rongga-rongga waktu terhimpit
Desakan masif kegaduhan dunia yang semakin menjerit
Bukan maksudku berbagi nasib
Sepi adalah nasib yang kita tapaki
sendiri-sendiri di jalan sunyi
Marilah sejenak mengambil sunyi
Parade panjang untuk petasan, pesta kembang api,
dan hasrat purba insani
Keganjilan-keganjilan yang aneh sekali
Hujaman-hujaman sepi dan pesta meriah dalam diri,
Surut berjarak
Dalam dimensi
Mabuk teriris
Menapaki diri
Untuk sepi yang
Aku amini sendiri
Yogyakarta, 13 Februari 2023