Teknologi dan Kita, A Short Introduction
“Kita ini bebas!”
Gema manusia di alam bawah sadar sana,
Tak bisa terdengar dengan telinga,
Tapi bisa dilihat dari keseharian.
Tentu saja bebas, bebas mencari tuannya,
Dari algoritma media sosial.
Lalu pindah dari satu pola ke pola lainnya.
Takut menjadi tuan dan bebas.
They escape from freedom.
Pergi dan meninggalkan sudah kepastian.
Menjadi simbol kesetiaan yang absurd,
Candu dan resah bersamaan.
Melontar maki antar sesama SDM rendah,
Itulah Indonesia saat ini, sedih.
Usaha Menepi
Diri, rehatlah sejenak dari uraian yang berbelit-belit.
Dalam penjelasan spontan itu,
kamu berputar-putar tidak karuan.
Berhentilah membutuhkan barang sejenak.
Keluarlah perlahan dari ramai,
Menyingkir ketepian,
Sambil menjaga kaki,
Dari arus bising yang menerjang.
Pelan-pelan saja.
Biar tak hanyut dalam kebisingan.
Biarkan dirimu cemas, taklukkan!.
Jangan takut pijakanmu roboh.
Coba berikan kepercayaan pada diri.
Ingatkan dengan seekor burung ?,
Tidak takut ranting berpijaknya patah,
Karena yakin pada diri dan sayapnya.
Berusaha Kembali
Masih permulaan.
Sabar adalah pengerak.
Dari titik penerimaan,
percaya pada ketidaksempurnaan.
Menapaki tanah tak bertuan,
Dari fatamorgana kesengsaraan.
Disini, dikeasingan ini,
Menepi pelan agar waras tak hanyut tenggelam.
Mengendong diri pergi dari palsu.
Cukup, mari pergi bersama.
Ucapkanlah maaf dan komitmen.
Setelah berkali-kali menghardik.
Yang memang tidak ideal, tapi spesial.
Karena cuma dia yang setia,
Kala sempurna pergi mennggalkan.
Sudah, ayo berkembang bersama.
